Pemakaian pembangkit listrik tenaga surya saat ini semakin diminati di Indonesia, hal ini bisa dilihat dari banyaknya gedung pencakar langit, pabrik yang ada di kawasan industri hingga perumahan yang sudah memakai solar panel. Sebelum Anda menghitung kebutuhan listrik tenaga surya, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dahulu supaya nantinya tidak akan salah.
Tentukan Besaran Baterai yang Akan Digunakan
Ada beberapa jenis baterai yang dapat digunakan untuk bisa mem-backup kebutuhan listrik rumah yang kita miliki. Pada baterai yang memiliki nilai daya 12 Volt 100 Ah, contohnya kemampuannya akan dihitung dengan memakai rumus “P = V x I”, yaitu P = 12 x 100 = 1200 berarti baterai tersebut akan mempunyai daya 1200 Watt.
Pertanyaannya, berapa lama baterai tersebut bisa mem-backup kebutuhan dari listrik rumah Anda dengan total listrik yang dimiliki rumah 200 Watt/ jamnya? Cara menghitung listrik tenaga surya hanya cukup dengan membagi kemampuan maksimal baterai dengan daya total yang ada di rumah, berarti 1200 Watt tersebut harus dibagi dengan 200 Watt, sehingga akan menjadi 6 jam.
Menentukan Besaran Watt yang Berasal dari Inverter
Untuk menghitung listrik tenaga surya besaran Watt inverter yang akan digunakan, Anda hanya harus lebih dahulu mengetahui kebutuhan Watt yang ingin di backup. Contohnya, jika total untuk kebutuhan listrik rumah Anda sebesar 200 Watt/jam, maka Anda harus memilih tipe inverter yang memiliki daya 300 Watt/jam. Inverter sebaiknya juga jauh lebih besar dari beban/jamnya, tapi tidak boleh kurang dari beban/jam besaran Watt yang terdapat di rumah Anda.
Luas Atap
Banyaknya panel listrik tenaga surya yang akan dipasang nantinya akan sangat tergantung dengan luas dari atap rumah. Contohnya, jika 2 panel kwp akan membutuhkan area 12m2, 1 kwp butuh area sekitar 6m2 dan 3 kwp 18m2. Selain itu area atap yang akan digunakan untuk alat pembangkit listrik tenaga surya harus terkena sinar matahari, menghadap ke arah selatan dan tidak tertutup bayangan pohon.